Biasanya seseorang akan memandang bintang kesayangannya dengan teropong bintang, dan melihatnya dari atap rumah atau di lantai dua.
Sayangnya hal tersebut hanya ada di film-film, animasi, anime, kartun barat semacam "Hey Arnold!" dan lain-lain.
Di kehidupan nyata ini, tidak sedikit di antara kita yang mendambakan bisa melakukan pelbagai aktivitas pada film yang kita tonton di TV/Komputer. Bahkan diantaranya hal-hal yang bernuansa romantis seperti hujan, kesedihan yang melanda-gila, pertemuan dan perpisahan yang mengharukan dan hal-hal aneh lain yang hanya acap kali muncul di serial TV kurang bermutu.
Yup, itulah kenyataan yang sering - sering loh ya, bukan selalu - kita dambakan. Pun demikian dengan saya dan perasaan ini sendiri yang kadang melakukan hal-hal aneh di luar kewajaran rutinitas harian saya yang bahkan jika dipikir-pikir: bukan saya banget. Apalagi kalau hal tersebut diketahui orang lain, pasti ekspresi mereka akan semacam "Are you serious?"
Salah satu keanehan yang menurut saya menjadi candu adalah melakukan hal yang dinamai 'internal dialogue'. Nampaknya hal ini juga bukan penyakit yang diderita oleh satu atau dua orang, tapi banyak. Bahkan mungkin orang-orang di belahan dunia selain bumi Jawa ini juga mengalaminya.
Entahlah..
Tidak ada kesimpulan yang perlu ditarik dari argumen-argumen di atas. Tidak ada juga penekanan pada hal-hal yang bersifat spesial.
Untukku? Ada satu hal yang selalu ingin kulakukan setiap harinya. Yah kira-kira hal tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bisa memandangi orang yang menjadi pelipur lara di hati dan perias senyum di wajah, orang yang menantikan kepulanganmu di balik ambang pintu, dan menghujanimu dengan sms atau telepon di ujung telepon genggam, yang suaranya bisa meredam amarah, dan wajah tidurnya bisa melupakan kekesalanmu seharian.
Perlu diketahui bahwa dalam melakukan sesuatu kita memerlukan alat, untuk melihat kita memerlukan indera penglihatan/mata (alat untuk melihat). Untuk kasusku, ingin sekali kupunyai alat agar aku bisa menilik orang yang menjadi idamanku seperti yang kugambarkan di atas dari masa kini. Aku tahu, dia yang sudah dipersiapkan untukku masih menunggu di masa depan entah jarak berapa hari/bulan atau tahun yang memisahkan.
Sayang sekali, apalah dayaku, yang kupunya hanyalah teropong tangan yang kubuat secara sederhana dengan menarik kedua jari telunjukku sampai menyentuh ujung ibu jari sehingga terbentuklah lingkaran yang kemudian kudekatkan hingga menempil di depan kedua mataku ini.
Inilah alatku, inilah caraku memandangimu untuk kesekian kalinya dalam diam menatapmu yang dipersiapkan untukku di masa depan.
Orang masa kini yang memandang dirimu dari masa depan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar :
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak maka anda akan disegani dan dihormati. Terimakasih sudah menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.