Finishing process. . . Currently 70% built

Harus diakui, sepertinya ada orang yang lebih visioner dari aku, tentunya di kalangan orang-orang yang kita kenal. Apalah gunanya membahas orang yang tak kita kenal jika tidak ada kaitan dengan urusan ini.


Sebelum mengarah ke pembahasan utama, alangkah lebih baiknya jika ada kalimat-kalimat pengantar yang memulai terlebih dahulu untuk memperjelas maksud yang nanti akan disampaikan lewat penjelasan yang menurutku cukup rumit.


Sekitar sebulan yang lalu.. tak sengaja, pada pertemuan kita, kulontarkan satu hal yang sebenarnya spoiler bagimu. Padahal hanya satu kalimat saja yang bahkan mungkin bukan sebuah kalimat utuh dengan struktur lengkap yang terdiri atas; S-P-O-K, tapi  hanya memuat beberapa kata. Akan tetapi, saat itu beruntunglah aku karena kau potong ucapanku, yang menjadi sebab aku tidak memberi informasi lebih banyak. Namun hari ini, rasanya sudah cukup kalau kubeberkan lebih banyak tentang hal yang dulu sempat akan terbahas.

Mungkin sekarang bisa dimulai dari kalimatku dulu yang langsung kau potong. Jangan penasaran, ini bukan ucapan yang bermakna mendalam sehingga harus memutar otak dan memuat memori lama untuk bisa memahaminya. Ucapanku kala itu adalah, "Di rumahku lagi ada tukang". Lalu bagian mana kau memotongnya? Sebenarnya bukan memotong, tapi langsung merespon lebih tepatnya, dengan mengatakan, "Tukang Lagi?" seraya melontarkan senyum menertawakan karena ini bukan hal pertama bagimu mendengar adanya tukang di rumahku yang muncul saat rumahku direnovasi atau ada penambahan di bagian sana dan sini.

That's it?

Yup. That's it.
Kiranya bisa aku cukupkan kalimat pengantar di atas yang hanya terdiri atas beberapa baris saja. Kembali ke pokok bahasan tentang orang yang memiliki pemikiran visioner yang melebihiku.
Siapakah dia?
Sangat-sangat sederhana, dia juga orang yang telah kau kenal, ibuku.
Lantas pemikiran apa yang bisa dianggap visioner?

Kiranya sekarang kau mungkin bertanya-tanya atau sedang menebak. Itupun kalau kau saat ini memutar otakmu yang senantiasa kau beri asupan gizi dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas. Jika kau menghubungkan dengan given information, kau mungkin bisa sedikit menebak apa yang akan kukatakan. Tentu saja ini ada kaitannya dengan kalimat pengantar di atas dan juga dengan judul tulisan ini.
Ah tak usahlah berpanjang lebar, toh juga maksudku memang ingin membeberkannya.

Tukang yang ada di rumahku (yang kerjanya telah dimulai saat perbincangan kita itu hingga hari ini dan masih akan terus berlanjut), dulu mengerjakan sebuah penampung air (water pam), kami akhirnya benar-benar melaksanakan saranmu dulu. Setelah selesai, ibuku meminta tukang tadi untuk mengerjakan pekerjaan lain. Kiranya apa yang dikerjakan tukang tadi?

Coba hubungkan kata-kata berikut..

Tukang - Pemikiran Visioner - ibuku - spoiler/bocoran

Kuberi waktu 10 hitungan untuk skroll ke bawah

10 (Sepuluh)
.
.

9 (Sembilan)
.
.
8 (Delapan)
.
.
7 (Tujuh)
.
.
6 (Enam)
.
.
5 (Lima)
.
.
4 (Empat)
.
.
3 (Tiga)
.
.
2 (Dua)
.
.
1 (Satu)

Selesai. Waktu habis...

Jawabannya adalah...


Tak terlihat jelas mungkin, tapi itu usaha terbaikku untuk mendapatkan gambarnya. Ibuku meminta tolong kepada pak tukang untuk membangun dua kamar yang letaknya di belakang terpisah dengan bangunan rumah utama. Terlihat kecil ketika masuk HP, tapi kenyataannya agak lebih besar.

Mengenai visioner tadi.
Sebenarnya tujuan dibangunnya kamar tersebut adalah untuk mempersiapkan kamar bagi anak dan menantunya, yang tidak lain dan tidak bukan serta Inshaallah adalah dirimu. Ibuku mampu memahami dan menyadari kalau aku belum mampu untuk membelikanmu atau mendirikan rumah sendiri hingga ia harus turun tangan. Bayangkan saja, rumah yang saat ini kutempati pun sebenarnya belum lama jadi. Ketika aku balita, rumah kami hanyalah sekotak yang ada di bagian depan itu (yang belakangnya ke kamar mandi), dan belakang hanya ada sawah yang membentang luas. Oleh sebab itu, ibuku bisa maklum kalau untuk mendirikan/membeli rumah memang butuh waktu yang mungkin bisa cukup lama.

Lantas kenapa lokasinya harus di belakang rumah bahkan terpisah dari rumah utama?
Bukankah aku sudah memiliki kamar? Atau bagaimana dengan lantai 2?

Pertama, kamar yang aku tempat terlalu kecil kalau untuk ditinggali berdua. Apalagi mungkin besok kita akan memerlukan meja rias dan hal lainnya

Kedua, Kenapa tidak lantai 2? Aku sempat berpikir demikian juga, namun setelah kupikir, lantai 2 kurang menyenangkan. Alasannya? Ada di nomor empat.

Ketiga, bagian belakang rumah masih tanah kosong, sayang kalau hanya digunakan untuk menimbun barang bekas, jadi dimanfaatkan dengan dibangun dua kamar.

Keempat, Ketika lokasinya di belakang dan terpisah dari rumah utama, Inshaallah akan menciptakan romantisme. Misalnya, tidak perlu khawatir kalau saat kita bersenda gurau atau tertawa, mengoceh dan lain sebagainya, akan terdengar oleh orang rumah. (Bahasa sederhananya, tidak akan merasa tidak enak untuk rame dan juga tidak akan terganggu oleh orang rumah :D)

Bayangkan kalau di kamarku, sempit. Kalau di lantai 2, kita akan berhati-hati saat berbicara, senda gura, bercerita agar tidak mengganggu dan berisik. Tapi, ketika lokasi di belakang plus terpisah, mau tertawa terbahak-bahak pun tak masalah. :D

Ah, dia memang membuatku kagum dengan pemikiran visionernya. Alhamdulillah, Allah memberi rezeki yang cukup untuk keluarga kami sehingga mampu mendirikan 2 kamar ini.

Oh iya.. Mungkin terbelit 1 pertanyaan. Kenapa harus 2 kamar? Bukankah bisa dijadikan satu saja?

Aku dulu juga berpikir demikian. Lagi-lagi aku dibuat kagum olehnya. Ibuku menjawab pertanyaanku, "Ya besok kalau keluarga pasanganmu pada datang kan bisa punya tempat tinggal juga, selain di bekas kamarmu (kamar yang aku tinggali saat ini), masih ada ruang di lantai dua, dan masih ada 1 kamar lagi di sebelah kamarmu sama kamar istrimu (yang saat ini juga masih dibangun)".

Ah pemikiranmu visioner, ibu. Semoga kita senantiasa dipermudah oleh Allah. Aamiin.

Category:

0 komentar :

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak maka anda akan disegani dan dihormati. Terimakasih sudah menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.

Diberdayakan oleh Blogger.